Tuesday, February 15, 2011

Cerita dari Makasar...


Saat ini , kalau saya disodorkan kata Makassar, maka dibenak saya yang muncul adalah nama seorang Jusuf Kalla atau yang juga dikenal dengan singkatan JK. Ya, Makassar memang tempat kelahiran tokoh yang sempat kontroversional tersebut. Makasar merupakan Ibukota provinsi Sulawesi Selatan, sekaligus merupakan kota terbesar di Pulau Sulawesi. Sebelum tahun 1999, Makassar dikenal dengan nama Ujungpandang.

Membaca literatur sejarah, sebetulnya Makassar sudah terkenal sejak jaman kolonial Belanda, yaitu pada abad 15 atau 16. Saat itu, Makassar adalah kota pelabuhan, dimana perdagangan berkembang sangat pesat. Hal tersebut juga tampaknya yang melatari perkembangan aspek perekonomian Makassar saat ini, Makassar adalah pusat perekonomian Indonesia Timur. Kota ini juga banyak melahirkan saudagar dan pengusaha – pengusaha sukses, yang salah satunya adalah Jusuf Kalla, yang kemudian lebih dikenal sebagai politikus.

Visit Makassar 2011
Belakangan, Makassar tampaknya juga ingin dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Hal ini didorong kesadaran bahwa di Makassar terdapat banyak obyek wisata yang dapat menjadi andalan pemasukan daerah setempat. Komitmen ini ditunjukan dengan pembangunan berbagai infrastruktur dan sarana pariwisata setempat. Pada 9 September 2009, telah dioperasikan Trans Kalla Studio, Indoor Theme Park terbesar di Asia Tenggara dan disebut sebagai terbesar ke tiga didunia. Arena ini merupakan modal patungan antara perusahan Kalla Group dengan Trans TV.
Trans Kalla
Selain Theme Park, Trans Kalla juga menyediakan resort, area perkantoran dan pusat perbelanjaan yang sampai saat ini masih disempurnakan pembangunannya dan direncanakan akan selesai pada pertengahan 2012. Disamping itu pemerintah setempat juga membangun sebuah kota integral yang disebut dengan Central Point of Indonesia (CPI), yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan kota Makassar. Ditempat ini pula akan dibangun Istana Presiden, dan Masjid Mengapung. Lokasi CPI ini berdekatan dengan Trans Kalla, yaitu di Tanjung Bunga, yang merupakan kota pengembangan di Makassar. Dari sisi infrastruktur transportasi, telah dilakukan renovasi besar – besaran terhadap Bandara International Sultan Hassanudin, dan telah diresmikan penggunaannya oleh presiden SBY pada 26 September 2008, dengan daya tampung yang lebih besar dari sebelumnya.
Demi semakin memantapkan tujuan ini, pada 2011, pemerintah daerah mencanangkan gerakan Visit Makassar, yang bertujuan mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara. Beberapa obyek yang menjadi tujuan kunjungan wisata yang andalan adalah Pantai Losari, Pantai Akarena, Kampung Popsa, Desa Lakkang – yang sedang berpromosi sebagai desa wisata dunia, dan konon sering dikunjungi oleh turis asal Jepang -, dan Fort Rotterdam, dimana terdapat penjara Pangeran diponegoro, saat diasingkan oleh Belanda.
Makassar memang sedang berusaha memperbaiki citranya, menjadi kota yang damai, nyaman dan aman dikunjungi. Mengingat selama ini, Makassar juga terkenal dengan aksi demo anarkis mahasiswa. Menurut salah seorang penduduk setempat, yang sempat mengobrol dengan saya, Makasar bahkan punya target fantastis, pada 2020 akan menjadi kota kelas dunia. Hmm....target yang tidak main – main  dan butuh kerja keras yang sangat tinggi dan konsisten.

Makassar dan Jusuf Kalla (JK)
Kenyataanya adalah makasar identik dengan JK. Bukan hanya karena memang JK adalah putra daerah makasar, tapi juga karena keluarga JK mendominasi banyak aspek bisnis dan ekonomi di kota ini melalui kelompok usaha Group Kalla dan juga kelompok usaha Bosowa Group yang domotori oleh ipar Kalla, Aksa Mahmud. Selama saya disini, saya melihat nama – nama kelompok usaha tersebut pada bidang otomotif (usaha taksi, rental mobil, penjualan mobil, konstruksi, industri baja, jalan tol, dll. Kesimpulannya, kemanapun kaki melangkah di kota ini akan bertemu dengan 'label' Kalla. Dalam perjalanan saya menuju Trans Kalla, sopir mobil rental yang kami sewa, Pak Aso, sempat menunjukkan tempat tinggal JK. Kagum, untuk ukuran konglomerat, rumah beliau relatif sederhana.

Hanya di Makassar – a.k.a Only in Makassar J
Ini adalah perjalanan pertama saya ke Kota di daerah Timur Indonesia. Secara keseluruhan saya menikmati perjalan 3 hari ini. Kuliner, oleh – oleh, tempat wisata, semuanya oke. Saya juga menemukan hal – hal “unik” yang baru saya temukan di kota ini. Misalnya; tempat sampah yang letaknya di atas J ( yup, saya menemukan tempat sampah diatas pertama kali di toilet bandara). Dibenak saya, apa yang ada dipikiran arsitek, interior designer, atau apalah sebutannya, waktu memutuskan meletakkan tempat sampah ini diatas ya *geleng – geleng*

Toilet "unik' di bandara Hassanudin

 Hal lainnya, waktu mampir ke Mall Panakukang, sambil menunggu waktu penerbangan, saya ke toilet di Mall tersebut. Untuk ke toilet, harus bayar sejumlah Rp 1.500,-. Tapi yang lucu adalah, setelah membayar, saya diberi karcis barcode. Jadi untuk masuk ke area toilet, karcis barcode tersebut harus di scan, sehingga pintu besi terbuka, dan saya baru bisa masuk ke area toilet. Ini kategori canggih atau alay ya? J









Catatan – catatan
Catatan – catatan berikut ini adalah opini/ pendapat pribadi saya yang sangat subjektif dan sangat mungkin salah J.
Terkait dengan Visit Makassar 2011, menurut saya penduduk Makassar kurang memiliki “sense of service”, misalnya;
·         Kurang ramah dalam melayani pengunjung/tamu
·         Jarang mengucapkan salam (greetings)
·         Jarang tersenyum J
Tapi itu hanya hal – hal minor, yang harusnya tidak terlalu menggangu (Bahasa gaulnya, asik - asik aja Jack J). Jadi, segera jadikan Makassar sebagai destinasi tujuan wisata kamu di tahun 2011 ini, dan miliki pengalaman yang tak terlupakan setelahnya J













No comments:

Post a Comment