Wednesday, September 21, 2011

A Journey to become a Mom.......(1)

Mengikuti saran dari beberapa teman dan juga berdasarkan informasi yang saya baca, baik itu di buku maupun di internet, pasangan suami – istri disarankan untuk memeriksakan kondisi kesuburan ke dokter, setelah setahun menikah, tidak menunda kehamilan tapi belum juga belum hamil. Hal tersebut kami lakukan sekitar setahun setelah menikah. Tepatnya di awal bulan Desember 2009, kami mencoba untuk periksa ke dokter kandungan. Setalah menggali informasi dari berbagai sumber, kami memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di cabang klinik SamMarie di daerah Basuki Rachmat, Jakarta Timur. Dokter kami adalah Dr. T.Z. Jacoeb, Dan berikut adalah tahapan yang harus kami ikuti, selama proses pemeriksaan ini.

A. PEMERIKSAAN INFERTILITAS DASAR
Suami
Istri
1.     Pendataan awal


a. Riwayat pasien, meliputi riwayat kesehatan, perkawinan, hubungan suami-istri, kehamilan (bila pernah), siklus haid, dan sebagainya.
Ö
Ö
b.     emeriksaan fisik umum (tekanan darah, berat badan, tinggi badan)
Ö
Ö
c. Pemeriksaan fisik ginekologis (kandungan).

Ö
d.     Pemeriksaan fisik urologis/andrologis
Ö

e.     Pemeriksaan USG transvaginal/transabdominal/transrektal

Ö
f.      Pemeriksaan USG testis dan prostat
Ö

2.     Pemeriksaan laboratorium


a.     Pemeriksaan darah rutin dan urin
Ö
Ö
3.     Pemeriksaan hormon reproduksi:
a.     FSH, LH pada hari ke 7-8 siklus haid.


Ö
b.  Prolaktin, estradiol, progesteron, testosteron pada hari ke 21-22 siklus haid. dengan perkiraan siklus haid +30).
Ö
c.     Analisis sperma  (Analisis sperma untuk mengetahui mutu air mani dan spermatozoanya, meliputi jumlah sperma/ml, bentuk, gerakan, jumlah dan persentase yang hidup serta pencairan air mani)
Ö

d.     Biopsi endometrium (mikrokuretase) pada hari ke 21-22 siklus haid. Dilakukan secara poliklinis dengan pembiusan ringan atau tanpa pembiusan. Dengan memakai kuret kecil. Dilakukan pada 5-7 hari sebelum hari haid berikutnya

Ö
e.     Hidrotubasi pada hari ke 9-10 siklus haid. Hal ini dilakukan untuk melakukan penilaian Rahinm dan Saluran Terlur. Dalam kasus saya, penilaian rahim dan saluran telur dapat dilakukan dengan cara Hidrotubasi:, yaitu cairan yang mengandung antibiotika Kanamycin 1 gram, deksametason 5 mg dan antipasmodik cair ditiupkan melalui kanal serviks dan dibuat rekaman kymograf terhadap tekanan uterus. Bila ada perubahan tekanan, berarti tuba Falopii paten

Ö



B.  PENANGANAN INFERTILITAS DASAR
Suami
Istri
·    Pemberian pengobatan
Ö
Ö
C.  PEMERIKSAAN INFERTILITAS LANJUTAN
Suami
Istri
1.     Laparoskopi diagnostik/operatif: melihat secara langsung adanya bintik ovulasi atau korpus luteum sebagai hasil ovulasi.

Ö
2.     Biopsi  testis. Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya varises di testis suami.Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi pengikatan varises. Kami sempat menunggu selama sebulan, sebelum akhirnya memutuskan untuk operasi. Waktu sebulan tersebut untuk mencari informasi lebih banyak dan second opinion
Ö

D.  PENANGANAN INFERTILITAS LANJUTAN
Suami
Istri
1.     Operasi Varicocele. Jadwalnya di 1 Juli 2010, jam 06.00 pagi. Jadi berangkat dari rumah di Depok menuju Klinik di jl Wijaya, Jaksel, jam 04.30 subuh. Woah. Suami harus puasa. Kata dokter sih ini operasi kecil, jadi bisa langsung pulang. Makanya suami cukup pede untuk untuk langsung nyetir mobil lagi pada hari yang sama setelah operasi
Ö



Saran: Siapkan mental, siapkan dana, saling mendukung dan terbuka antar pasangan, dan yang sangat penting, selalu bersyukur dan berserah pada Tuhan :)

No comments:

Post a Comment